Oleh kumarudin
Aktivis HMI IAIN Walisongo Semarang
JATI diri bangsa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan identitas atau ciri khas yang telah mendarah daging dan bersatu di jiwa suatu bangsa. Dulu nama bangsa
Dengan adanya jati diri itu,
menciptakan falsafah yang disebut dengan Pancasila. Yang menjadi identitas atau
ciri khas dari bangsa Indonesia .
Semua perilaku dan tindakan rakyat, tercantum di dalam Pancasila. Sebab,
Pancasila merupakan pedoman bagi bangsa Indonesia
untuk terwujudnya harapan serta cita-cita negara Indonesia .
Tetapi, seiring dengan
perkembangan dan kemajuan zaman, jati diri itu kini mulai terkikis. Hal ini
dapat dilihat dari perilaku generasi yang semakin bobrok. Misalnya mengenai
pendidikan. Dulu untuk mendapatkan suatu pendidikan, orang kesulitan dan rela
untuk bekerja keras. Prasarana dan sarana pendidikan minim, tempat
pendidikan jauh dari tempat tinggal, dan akses untuk ke tempat pendidikan pun
memprihatinkan. Hal itu tetap mereka lakukan hanya untuk satu tujuan, yaitu
demi bisa mendapatkan suatu ilmu pendidikan. Dan berkat kesulitan itulah, kebanyakan
dari mereka bisa sukses. Setelah sukses, mereka tidak mengabaikan begitu saja
kenangan masa lalu. Mereka berusaha untuk membantu orang lain untuk bisa
mendapatkan sesuatu yang lebih berharga. Misalnya mau memikirkan pembenahan kemiskinan.
Hal itu dilakukan pastilah karena pernah mengerti tentang apa dan bagaimana
menjadi orang kecil.
Lain halnya dengan kondisi saat
ini. Pendidikan sudah menyebar di mana-mana, sarana dan prasarana lengkap dan
mendukung. Bahkan, akses menuju tempat pendidikan pun mudah. Seiring dengan hal
itu, penghargaan atas pendidikan pun kurang begitu ada. Hal ini dapat diketahui
dari perilaku dan hasil yang ada. Seperti generasi sekarang lebih condong untuk
bersenang-senang serta kualitas diri bisa dikatakan mental orang tak
berpendidikan.
Dan jika toh salah satu mereka
menjadi sukses, bisa dipastikan tidak mau memandang kaum kecil. Hal ini
kebanyakan dilakukan orang-orang yang berkecukupan. Karena, tidak mau memahami
dan merasakan menjadi orang kecil yang kekurangan. Misal, saat ini banyak
kebijakan-kebijakan yang tidak dan jauh dari kata yang prorakyat (orang kecil).
Tetapi menguntungkan pembuat kebijakan itu sendiri.
Misalnya juga untuk saat ini
banyak adanya kejahatan, kekerasan, dan tindakan-tindakan yang jauh dari jati
diri. Misalnya saja, tindak kriminalitas dan kejahatan lainnya merajalela yang
sangat merugikan, terutama kepada masyarakat. Ironisnya, tindakan itu dilakukan
kapan pun, di mana pun, dan pada kondisi apa pun.
Saat ini, banyak juga tawuran dan
pertikaian. Baik yang dilakukan individu maupun kelompok, pelajar atau pun
antar desa (wilayah). Dan yang paling parah adalah pejabat negara pun saling
bentrok dalam persidangan. Padahal, bisa dikatakan bahwa pejabat negara (wakil
rakyat) merupakan penggambaran suatu bangsa secara umum.
Sebagai abdi masyarakat, hal ini
tentu sangat disayangkan sekali. Karena mereka adalah salah figur masyarakat
yang menjadi contoh bagi masyarakat. Selain itu, banyak organisasi masyarakat
yang mengatasnamakan agama yang bertindak sewenang-wenang dan dengan jalan
kekerasan. Padahal, agama itu mengajarkan untuk adanya saling toleransi dan
menciptakan suatu perdamaian umat.
Hal itu tentu ironis sekali. Dan
merupakan beberapa contoh yang terjadi di Indonesia ini. Apakah bisa
dikatakan kalau jati diri bangsa Indonesia masih ada. Dan mengapa
demikian? Hal itu mungkin karena tidak adanya kesadaran dari generasi pada
hakikat nilai-nilai yang terkandung pada pancasila. Sebagai bentuk perwujudan
jati diri, Pancasila sangatlah penting bagi bangsa Indonesia . Maju atau akan hancurnya
bangsa Indonesia
bergantung Pancasila.
Jika Pancasila masih dijunjung
tinggi dan nilai-nilai diterapkan dalam kehidupan, maka sudah bisa dipastikan
akan adanya kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia . Dan jika sebaliknya,
sudah tentu dan tak akan lama lagi, bangsa Indonesia akan mengalami stagnasi
atau justru menjadi degradasi di segala aspek, baik individu, kelompok,
berbangsa dan bernegara. Yang mengakibatkan adanya kehancuran untuk bangsa Indonesia .
Tentunya, hal itu bukanlah
kemauan dari bangsa Indonesia .
Untuk itu, sebagai bangsa yang mempunyai pandangan hidup dan ideologi yang
berlandaskan Pancasila. Jangan sampai memandang Pancasila dengan sebelah mata,
bahkan meninggal nilai-nilai yang terdapat di dalamnya. Untuk mengetahui
nilai-nilai Pancasila, tentunya harus memahami secara komprehensif. Karena,
sila-sila yang di dalam Pancasila, bukan suatu sila yang berdiri sendiri.
Melainkan, suatu sila-sila yang memiliki nilai keterkaitan satu sama lain.
Demi terwujudnya tujuan dan
cita-cita bangsa Indonesia
yang sesuai dengan UUD 19945 alenia 4, marilah bersama-sama mengali dan
menguatkan nilai-nilai yang ada, serta merealisasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Karena, Pancasila merupakan hasil pokok dari refleksi jati diri
bangsa Indonesia .
Jangan sampai jati diri itu hilang, yang akan mengarahkan ke lingkaran setan
dan jurang-jurang kemungkaran di Indonesia. Dan semoga akan adanya perubahan
secara cepat dan signifikan. Sehingga, jati diri bangsa Indonesia akan selalu melekat di
masyarakat. Insya Allah. Amin. (*)
0 komentar:
Post a Comment