Begitu Anda terjun ke dunia penulisan, berarti harus yakin serta sekaligus rajin menulis. Sekali lagi, tulis apa saja berdasarkan ide atau gagasan Anda. Mungkin dari yang terkecil, Anda menulis puisi, cerita pendek (Cerpen), cerita bersambung (Cerber), meresensi buku maupun juga merencanakan menulis buku. Kembangkan kreativitas di tangan dan pikiran sesuai kemampuan Anda.
Disamping menulis, Anda juga harus membiasakan diri untuk membaca. Hal ini penting. Sebab penulis yang baik, dia bagian dari pembaca yang baik. Baca apa saja yang bisa dibaca. Rajin membaca akan pandai. Banyak sekali bacaan bermanfaat yang dapat Anda baca. Dengan banyak membaca, berarti Anda telah menumpuk ide yang dapat dijadikan sebagai bahan tulisan. Kembangkan ide-ide Anda dengan perbanyak membaca. Kemampuan menulis Anda dapat dikembangkan diantaranya melalui tiga cara, yaitu eksplorasi, elaborasi dan sintesis. Agar Anda tidak bingung, sekedar menambah wawasan ketiga cara ini masing-masing akan dijelaskan.
Dalam bahasa sederhana, eksplorasi berarti menggali sesuatu yang baru. Penulis hendaknya keluar dari zona nyaman, yakni keluar dari menulis yang itu-itu saja. Memang, menulis dengan gaya yang sudah melekat dengan diri penulis membuat tulisan menjadi aman. Dalam artian kualitasnya bisa lebih terjaga. Namun, tulisan-tulisan yang tercipta bisa terkesan monoton. Pembaca bisa menjadi merasa bosan. Nah, menjadi tugas Anda untuk terus mencoba mencari sesuatu yang baru baik dari segi teknik menulis, tema, pesan, dan sebagainya tanpa harus meninggalkan ciri khasnya.
Sementara elaborasi, berarti penggarapan secara tekun dan cermat. Demikian juga dalam menulis. Anda seyogyanya menggarapnya dengan tekun dan cermat. Sehingga kemampuan menulis Anda dapat tercapai dengan lebih maksimal. Elaborasi dapat dilakukan dengan berbagai aktivitas sebelum, selama, dan sesudah berkarya. Misalnya, Anda melakukan riset sebelum menulis, memperhatikan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), mempublikasikan karya ke media tertentu dan sebagainya.
Sedangkan sintesis, artinya pencampuran untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Memodifikasi tulisan juga bisa dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang baru dari tulisan Anda. Seperti contoh, Anda mencoba mencampur gaya menulis penulis-penulis ternama dengan gaya menulis Anda.
Salah satu tulisan pengembangan ide, yakni menulis artikel. Semakin matang Anda menulis artikel, makin tajam inspirasi menangkap dan mengembangkan gagasan. Banyak para penulis kreatif dan produktif yang mengawali karyanya dengan menulis artikel dulu. Kemudian berlanjut ke penulisan lain, seperti halnya penulis buku.
Penulis artikel, baik di surat kabar maupun di majalah datang dari berbagai kalangan. Ia bisa memang penulis, pers, pemerhati, pengamat, aktivis, organisasi massa (Ormas), lembaga swadaya masyarakat (LSM), tokoh, penggiat, akademisi, mahasiswa hingga pelajar. Artikel yang mereka tulis terdiri dari banyak topik persoalan serta dengan gaya penyampaian yang berlainan pula.
Artikel sendiri bisa berarti karya tulis seperti berita atau esai. Esai merupakan karangan prosa, bukan menggunakan kaidah puisi, yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Ini artinya, menulis artikel juga membutuhkan paparan dari penulisnya.
Itu sebabnya, artikel-artikel di media massa, seperti di koran harian, mingguan, bulanan hingga majalah banyak yang memuat data-data tekhnis, tapi kandungan isinya lebih ke arah pemaparan sepintas lalu dan hal ini murni pendapat pribadi penulisnya setelah membaca pendapat lain dari begitu banyak karya yang telah dibacanya.
Walaupun pada prinsipnya sama-sama menulis artikel, namun masing-masing penulis biasanya memiliki gaya penulisan berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan pula atas kemampuan penulis dalam memilih tema atau topik, gaya penulisan, pemaparan isi hingga muatan yang terkandung didalam artikel tersebut. Seorang penulis artikel juga dituntut untuk jeli melihat situasi dan kondisi serta menuangkan idenya. Tulisan artikel yang memikat selalu memperhatikan nada tulisan.
Suatu artikel layak muat atau tidak tergantung pihak perusahaan pers yang menerima tulisan tersebut, seperti halnya surat kabar dan majalah. Oleh sebab itu, penulisan artikel juga harus memenuhi kreteria mereka dan pembacanya. Meski demikian, kebanyakan artikel tulisannya bersifat resmi (formal), netral atau tidak memihak, tak bias, tidak emosional, tidak mengandung unsur SARA dan jauh dari prasangka buruk.
Agar menarik dibaca oleh pembaca, beberapa penulis menyarankan menulis artikel menggunakan gaya penulisan layaknya membuat berita. Namun bukan berarti artikel kita itu berita. Hanya gayanya saja yang seperti membuat berita. Gaya begitu, kebanyakan bergaya prosa lazimnya untuk berita di halaman muka surat kabar atau buletin berita yang disiarkan televisi maupun radio.
Kalau di koran, gaya tersebut sering diungkapkan dengan berbagai tema, misalnya Editorial, Salam Redaksi, Tajuk, Nyeruit, Tabik Pun dan sebagainya. Kadang lain daerah, lain pula menamainya, tergantung pengasuh rubrik ini serta dari sudut pandang maupun bagaimana penyampaiannya. Ada yang langsung maupun tidak langsung seperti mengungkap suatu peristiwa melalui cerita tokoh.
Ciri pokok gaya tersebut, penempatan informasi sangat penting atau perlu di bagian awal dan informasi kurang penting atau perlu menyusul dibelakangnya. Cara itu disebut pula dengan bentuk Piramida Terbalik. Bentuk ini biasanya memuat hal-hal paling penting atau terpenting (sangat perlu) dulu pada paragraf pertama dan seterusnya di paragraf berikutnya berlanjut ke hal yang tidak terlalu penting (semakin tidak perlu) dan diakhiri dengan kesimpulan atau penutup dibagian terakhir.
Dalam media massa cetak, bentuk tersebut pada awalnya dimaksudkan agar para penyunting dapat mengedit maupun memotong bagian tengah maupun bawah berita apabila kekurangan ruang saat di layout atau pracetak. Ini untuk mengurangi kelebihan berita/tulisan. Selain itu, gaya ini mengutamakan informasi penting. Sebab, kebanyakan orang memerlukan informasi penting segera, sedangkan informasi kurang penting dapat dicari belakangan.
Walaupun demikian, menulis artikel tidak harus serta merta mengikuti gaya penulisan seperti halnya membuat berita, tetapi keterbiasaan dengan cara ini dapat membantu merencanakan gaya dan tata letak suatu artikel. Perlu pula disadari, gaya penulisan berita didalam menulis artikel bukan berarti seperti menulis berita umumnya, tapi lebih kepada mengedepankan informasi penting.
Untuk isi artikel, dianjurkan ditulis dengan nada resmi. Bukan dengan ‘bahasa gaul’ atau ala kebarat-baratan. Standar untuk nada resmi tidak seragam. Karena penulisannya tergantung kepada subjek yang dibahas. Untuk mengikuti gaya yang digunakan oleh sumber terpercaya, penulisnya tetap menjaga agar artikel itu lugas serta mudah dipahami pembaca. Artikel yang penyampaiannya berbelit-belit justru membingungkan. Sampai ke meja redaksi sudah tidak layak muat.
Nada resmi, berarti juga artikel yang ditulis menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD), ringkas dan efektif. Selain itu, penulis artikel harus pula menghindari banyak menggunakan jargon, bahasa yang rumit seperti bahasa legal, argot atau kata-kata yang hanya dapat dipahami oleh golongan atau kelas tertentu maupun bahasa yang taksa dan kabur. Dengan menghindari hal-hal demikian, tulisan yang dibuat akan dapat dengan mudah dicernah pembaca. Tidak hanya alur tulisannya tetapi juga maksud serta tujuan dari tulisan tersebut.
Perlu menjadi perhatian, artikel seharusnya tidak ditulis dari sudut pandang orang pertama atau kedua. Artikel yang ditulis seperti ini kerap kali di pending bahkan tidak dimuat. Kata ganti orang pertama seperti"saya" atau "kami" menyiratkan sudut pandang yang tidak konsisten dengan sudut pandang netral. Meskipun begitu, kata "kita" mungkin dapat digunakan dalam konteks yang lain.
Didalam menulis artikel sebaiknya hindari penggunaan kata ganti seperti "anda", "kamu" atau "kalian" yang menunjukkan orang kedua, ketiga dan seterusnya. Kata-kata tersebut biasa hanya muncul dalam petunjuk penggunaan. Kata ganti orang pertama dan kedua, selayaknya hanya digunakan artikel dalam kutipan langsung yang relevan dengan subjek yang dibahas.
Menurut tatanannya, bahasa Indonesia pada umumnya tidak mengenal atau kurang lazim menggunakan kata-kata gender. Namun bila Anda menemukan kata bergender dan ada alternatif kata tanpa gender yang dapat digunakan, pilih kata tersebut. Misalnya, kata "orang tua", bukan "suami-istri" atau "ayah-ibu" jika informasi gender tidak diperlukan. Tanda baca penekanan hanya boleh muncul menurut kesepakatan umum dalam praktik sehari-hari. Tanda seru ("!"), sebagusnya hanya dipakai pada kutipan langsung.
Disamping itu, dalam menyajikan sebuah artikel perlu dipertimbangkan muatan artikelnya yang dapat dibaca oleh semua kalangan berpendidikan atau tidak, pejabat, politisi atau aparat berwenang, rakyat jelata atau orang awam dan lain sebagainya. Bagusnya lagi, artikel dapat menjelaskan subjeknya secara menyeluruh.
Langkah awal memulai menulis artikel, ada beberapa kiat sederhana yang dapat Anda coba. Langkah pertama, tentukan topik terlebih dulu. Setiap karya tulis didahului dengan topik. Memilih topik sebenarnya tidak terlalu sulit. Hanya saja, bagi penulis pemula memilih topik sama beratnya dengan membuat judul atau isi tulisan. Padahal, tema atau topik yang bisa diangkat menjadi tulisan begitu banyak. Mendapatkannya juga sebetulnya tidak susah.
Memilih topik, cari permasalahan yang dekat dengan Anda. Tanyakan kepada teman-teman maupun mendengar dari mereka. Barangkali ada hal-hal tertentu yang dapat dijadikan topik tulisan. Bisa pula baca koran pagi ini atau paling tidak beberapa hari lalu. Temukan berita yang menarik dan sedang hangat dibicarakan. Disamping itu, barangkali juga ada persoalan yang beberapa waktu belakangan menjadi konsumsi publik yang patut diangkat. Lihat dari sudut mana Anda mengangkat permasalahannya.
Setelah dapat, tulis ulang pokok persoalan tersebut dengan sudut pandang Anda. Misalnya, judul berita yang diambil mengenai permasalahan pemilihan umum kepala daerah. Disinilah Anda diajak menemukan ide atau gagasan untuk menghasilkan karya tulisan artikel.
Begitu membaca berita itu, dari mulai fakta dan arahnya ke mana, Anda bisa membuat ulang dengan pengembangan dan cara Anda sendiri. Dalam hal ini, Anda bisa merubah dan mengembangkannya dengan versi baru mengenai berbagai permasalahan pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) itu ke dalam bentuk artikel.
Sekedar mengingatkan, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dalam pemilihan topik, yaitu cari permasalahan yang sedang tren atau bisa juga Anda menciptakan tren dan pilih yang dekat dengan kebanyakan sasaran pembaca. Disamping itu, hindari tema yang tidak Anda kuasai atau menimbulkan polemik yang tak perlu serta biasakan berlatih mengikuti peristiwa yang berkembang untuk bahan tulisan.
Setelah memilih topik, langkah berikutnya membuat kerangka tulisan. Dalam bahasa kerennya, Anda perlu membuat outline. Alasannya, kerangka tulisan berguna untuk membatasi apa yang harus Anda tulis agar nantinya tulisan yang dikerjakan tidak melebar ke mana-mana. Diumpamakan seperti orang yang akan membuka lahan, batas ini sebagai pemisah miliknya dengan kepunyaan orang lain.
Membuat kerangka tulisan memang amat besar kegunaannya. Dari kerangka ini, secara langsung Anda akan mudah untuk menentukan maksud dan arah tulisan. Bahkan juga bisa berhemat dengan kata-kata, termasuk pandai memilih kosakata yang sesuai alur penulisan.
Untuk membuat kerangka tulisan, Anda paparkan fakta-fakta seputar tema yang akan dibahas. Membuat kerangka tulisan tidak usah terburu-buru. Buat dengan cara Anda namun berurutan. Lakukan penilaian atas fakta-fakta itu berdasarkan sudut pandang secara rasional. Selanjutnya, kumpulkan bahan-bahan pendukung argumentasi dan terakhir sampai pada puncaknya, kesimpulan.
Untuk jadi penulis, Andapun harus rajin menabung kosakata. Kumpulkan kosakata setiap hari. Perbanyak pengetahuan dengan membaca apa saja. Makin memahaminya, semakin banyak pula kosakata yang Anda dapatkan. Kosakata tersebut cukup untuk memoles tulisan yang dibuat. Sebab, menulis sama saja dengan keterampilan mengolah data-data dalam suatu rangkaian kata menjadi kalimat.
Langkah berikutnya, Anda buat judul tulisan yang menarik. Upayakan membuat judul semenarik mungkin. Pembaca akan mudah tertarik untuk membaca sebuah tulisan jika judulnya juga menarik. Buat judulnya sepadat mungkin. Anggap saja judul tersebut sebagai pancingan. Itu sebabnya, boleh dibilang membuat judul perlu pengetahuan khusus. Anda bisa belajar membuatnya sambil jalan. Hanya perlu waktu, sedikit kerja keras dan kerja cerdas untuk terus berlatih.
Melatih membuat judul menarik, Anda sering-sering membaca tulisan orang lain. Perhatikan judul-judul tulisannya. Makin banyak membaca judul tulisan-tulisan tersebut, kian terasah imajinasi Anda untuk membuat judul yang menarik hasil kreasi Anda sendiri. Buat judul yang singkat, padat dan berisi. Paling tidak empat sampai enam kata.
Menentukan judul, jangan sampai panjang seperti rangkaian gerbong kereta api. Sebab, kalau judul yang dibuat panjang, terkadang membuat orang tak tertarik untuk membacanya. Mungkin akan dilewati saja tulisan Anda tersebut. Padahal, boleh jadi isinya sangat menarik. Judul yang menarik, tidak saja membuat orang penasaran untuk membacanya, tetapi juga menunjukkan kemampuan Anda dalam mengolah kata-kata.
Judul tulisan sebisa mungkin dibuat dengan kalimat pendek, tapi menggambarkan isi tulisan secara keseluruhan. Gunakan judul dengan kalimat aktif agar daya dorongnya lebih kuat. Judul aktif akan lebih menggugah. Namun pemberian judul aktif tidak baku. Karena ada juga judul yang lebih kuat dengan kalimat pasif.
Selain menentukan judul, pastikan Anda juga membuat sub judul. Dalam penulisan, sub judul membantu Anda menggolongkan dan membatasi pembahasan didalam tulisan. Pembaca pun dibuat mudah membaca alur tulisan yang Anda rangkai. Sehingga mereka terus bertahan untuk mengikuti tulisan hingga selesai. Mereka juga akan sangat terbantu memahami apa yang Anda tulis. Oleh karenanya, sub judul menjadi penting dalam sebuah tulisan.
Sub judul dalam sebuah tulisan, antara lain juga berfungsi untuk menghilangkan kejenuhan dalam membaca. Andapun jadi ada nafas baru untuk menyegarkan kembali tulisan yang akan dibuat. Jadi, berlatihlah untuk membagi alur dengan tanpa memenggal rangkaian dari inti tulisan. Karena membuat sub judul solusi paling jitu untuk membagi alur.
Langkah terakhir buat lead yang menggoda. Lead alias teras berita, sebuah tulisan pembuka yang menjadi titik penting bagi pembaca. Lead yang menarik, sangat boleh jadi akan merangsang pembaca untuk terus membaca isi berita atau artikel yang ditulis. Jika lead-nya kurang menarik, pembaca juga tidak gampang penasaran dengan isinya.
Dalam kaitan ini, lead perlu mendapat perhatian supaya tulisan yang Anda buat mampu menggoda pembaca untuk melanjutkan bacaannya. Selain judul, lead juga menentukan dalam memikat hati pembaca untuk membacanya. Karenanya sebelum lebih jauh memaparkan isinya buat teras artikel Anda menyentuh.
Artikel yang baik tidak mengandung informasi tak relevan maupun informasi yang sedikit dan kurang bermanfaat. Ketika menulis artikel, hindari jangan sampai Anda melenceng dari topik. Tulis artikel menurut tema dan masukkan informasi tambahan sebagai referensi serta kembangkan berdasarkan gagasan.
Penggunaan istilah baru atau yang kurang umum hendaknya diberi penjelasan tambahan berupa kurung buka dan kurung tutup. Akhir kalimat beri tanda bintang di samping titik. Setelah artikel selesai ditulis, dapat pula dibuat bagian baru dengan nama catatan kaki dan cara terakhir dengan kurung buka segitiga untuk merujuk ke referensi.
Menulis artikel tidak semudah hanya memandang. Penulis buku saja paling tidak sebelumnya berpengalaman menulis artikel. Bisa jadi ini salah satu syarat utama. Menulis perlu latihan bertahun-tahun dan diuji oleh surat kabar atau majalah yang menerbitkannya. Tapi ada juga yang penulis buku tapi sebelumnya tidak pernah menulis artikel. Tapi bobot bukunya baik dari segi ruh buku, idealisme maupun bisnis tidak begitu melambung.
Penulis besar, mereka semua adalah penulis-penulis buku best seller yang sebelumnya adalah penulis artikel mumpuni yang artikelnya kerap menghiasi berbagai media cetak. Kepekaan seorang penulis artikel sudah teruji bertahun-tahun. Ketika berkecimpung dalam penulisan buku, sudah memiliki bekal yang cukup memadai. Dia akan mampu melihat dengan kaca mata bathinnya apa yang tengah terjadi di masyarakat. Kemudian menggali dengan cermat apa sesungguhnya yang diinginkan masyarakat itu. Ibarat seorang pemanah ulung, ia akan menumpahkan segala kemampuannya –yang sudah teruji itu- untuk membidik sasarannya.
Seorang penulis artikel, secara otomatis telah memahami kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Maka, ketika menulis buku hal itu tidak aneh lagi. Ia akan mampu menyusun kata, kalimat dan paragraf yang enak dibaca dengan tanda baca yang sesuai tempatnya. Tulisannya mudah dicerna, mengalir laksana air pegunungan yang mengalir deras, sejuk dan menyegarkan. Pada gilirannya, pembaca merasa senang membaca keseluruhan buku itu, banyak hikmah yang dapat dipetik dan tidak merasa dirugikan, sekalipun harga buku itu cukup mahal untuk ukuran “saku” nya.
Seorang penulis artikel, biasanya seorang yang berwawasan luas, terutama pada bidang yang dispesialkannya. Mereka sudah terbiasa membaca buku, surat kabar, majalah, dan lain-lain sebagai rujukan untuk memperkuat artikelnya. Karenanya, ketika menulis topik tertentu untuk bukunya, mereka tidak akan kesulitan.
Seorang penulis artikel, biasanya juga pekerja keras yang tak kenal lelah. Karena kebanyakan mereka sudah terbiasa memeras otak dan duduk seharian di depan alat kerja menulisnya. Ibarat seorang pelari, ia sudah terbiasa dengan panas dan hujan, jalan berliku dan lurus, atau jalan menanjak dan menurun. Mereka sudah cukup mengenal medan . Begitu proses kemampuan menulis artikel berlangsung.
0 komentar:
Post a Comment